Rabu, 31 Juli 2013

Hanya Bertanya



Di era zaman hidup sekarang Informasi dan Teknologi sangat berkembang pesat. Segala sesuatu mengenai informasi dapat diakses secara cepat dengan media teknologi yang ada sekarang. Dalam hitungan detik kita bisa mengakses segala informasi dari berbagai belahan bumi di dunia. 

Berbagai macam teknologi telah membantu kita untuk mengakses segala informasi dengan cepat. Misalnya: Televisi, Handphone, E-mail, dll. Bukan cuman informasi yang kita dapat, tapi kita juga bisa berinteraksi dengan kerabat, kenalan, bahkan mencari teman di media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Kecanggihan teknologi ini sungguh jauh berbeda dengan kehidupan di masa lalu.

Dulu hanya ada radio berantene menjadi satu-satunya teknologi yang bisa memberikan informasi dan menyiarkan berita-berita tentang dunia. Surat juga adalah salah satu bentuk komunikasi pada zaman dahulu. Melalui kantor pos surat ini dikirim ke tempat tujuan dengan jangka waktu yang cukup lama. Kadang sampai berminggu-minggu bahkan sampai berbulan-bulan. Perkembangan Informasi dan Teknologi sangat berkembang pesat. Semua menjadi lebih mudah dan lebih cepat. 

Semuanya berkembang. Pertanyaannya sekarang, sudah berkembangkah kita hari ini?

This Indonesia!



Almost people in my family are people that work in education. Maybe, because of that, I interest to be a teacher. For me, to be a teacher, not only teach people about something, but also become someone who could inspire another. Life will be meaningful if we can helpful for another. Teacher in Indonesian means Guru. It’s from Sanskerta that means “weight”. We could see that, actually to be a teacher is not easy. We are become someone who followed by our student. 

Since many times ago, education had a important part to develop people. In this case, Indonesia had a long story. We still remember the story of Ki Hajar Dewantara, Kartini, KH Ahmad Dahlan, and now the history is still continue. Our country has a lot of people as teacher who are fighting at each their place, and many teachers are fighting alone without accommodation from the government.

Awal Cerita



Matahari sedikit meninggi ketika ku langkahkan kakiku menuju gerbang itu. Gerbang megah dengan lapisan kulit putih bersih. Kokoh seperti para pendirinya terdahulu. Ribuan orang melewatinya setiap hari dengan tujuan dan asa yang mungkin sama sepertiku, mungkin juga berbeda. Awan berarak silih berganti menutupi langit di atas kepalaku. Aku masih melangkah.

Kawasan lembah yang kata kakakku merupakan tempat pembuangan Jin pada masa dulu kini berubah menjadi sebuah lembaga pendidikan yang terkenal hingga ke daerahku. Dari tempat aku berdiri, di bawah gerbang ini, aku bisa melihat tulisan megah keemasan di halaman depannya. Tulisan yang sama dengan tulisan di gerbang ini. Universitas Muhammadiyah Malang.